Bali – Wakil Gubernur (Wagub) Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati meninjau pelaksanaan vaksinasi penguat perdana bagi pelaku pariwisata.
Sebanyak 5.000 dosis vaksin Covid-19 telah disiapkan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali ntuk pelaksanaan vaksinasi penguat (booster) bagi para pelaku pariwisata di Pulau Dewata.
”Sejalan dengan ketersediaan vaksin dan sejalan makin dibukanya Indonesia khususnya Bali, dari negara-negara asing, kita mulai gencarkan pelaksanaan vaksinasi booster kedua,” kata Wagub yang akrab disapa Cok Ace, dilansir dari Antara di Denpasar, Sabtu (28/1).
Cok Ace menyampaikan, pelaku pariwisata menjadi kelompok yang memperoleh prioritas. Hal itu, karena pelaku pariwisata bersentuhan langsung dengan wisatawan mancanegara.
Bali sudah makin dibuka untuk negara asing, sedangkan sejumlah negara tak mewajibkan warga untuk vaksinasi Covid-19. Menyikapi hal itu, Bali melakukan sejumlah pendekatan.
”Pendekatan pertama yang dilakukan yaitu memastikan wisatawan mancanegara yang datang bebas dari paparan Covid-19. Caranya adalah dengan deteksi suhu tubuh di bandara,” tutur Cok Ace.
Pendekatan kedua, lanjut dia, yaitu memastikan imunitas para pekerja di bidang pariwisata terjaga dengan baik agar terhindar dari paparan Covid-19.
”Kami pastikan para pekerja di sektor pariwisata tetap sehat dan baik-baik saja karena mereka berada di garis terdepan. Caranya ya dengan pemberian vaksin booster tahap dua,” kata Cok Ace, yang juga Ketua PHRI Provinsi Bali itu.
Pemprov Bali untuk tahap awal menyiapkan sebanyak 5.000 dosis vaksin Pfizer untuk pelaksanaan vaksinasi booster bagi para pelaku pariwisata.
”Kami targetkan yang pertama untuk 5.000 pelaku pariwisata dulu,” papar Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati.
Sementara itu, pelaksanaan vaksinasi penguat kedua yang dilaksanakan kali ini yang dipusatkan di Gedung Wiswasabha Kantor Gubernur Bali itu diberikan untuk 500 pelaku pariwisata. Sekretaris PHRI Bali Perry Markus mengatakan, setelah pelaksanaan vaksin booster hari ini (28/1), akan dilanjutkan dengan pelaksanaan vaksinasi per klaster agar lebih dekat.
”Vaksinasi ini merupakan upaya untuk meningkatkan imunitas dari para front liner di bidang pariwisata. Selain itu di hotel-hotel tentu tetap dilaksanakan protokol kesehatan,” ucap Perry Markus.
Demikian pula dengan protokol CHSE yakni Cleanliness (kebersihan), Health (kesehatan), Safety (keamanan), dan Environment Sustainability (kelestarian lingkungan), tetap dilaksanakan. Sehingga, wisatawan mendapatkan jaminan aman dari paparan Covid-19.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali Gede Anom menambahkan, saat ini Bali memiliki ketersediaan dosis vaksin Covid-19 yang cukup untuk mengintensifkan pemberian booster tahap kedua. ”Kita punya stok 50 ribu dosis, itu artinya cukup untuk 100 ribu orang. Karena untuk booster dosisnya setengah. Kami yakin pemerintah akan terus menambah pasokan,” terang Gede Anom.
Sama seperti strategi yang diterapkan pada vaksinasi tahap 1, 2, dan booster pertama, dinkes akan membuka posko di banjar-banjar atau tempat umum. Selain membuka posko di banjar-banjar, Dinkes Bali juga menyasar ASN Pemprov Bali yang berjumlah 17 ribu orang. Vaksinasi booster kedua bagi ASN Pemprov Bali dijadwalkan mulai 30 Januari.
”Saat ini kabupaten/kota sudah bergerak, kami yakin bisa mencapai target sesuai jumlah pada booster pertama yaitu 82 persen,” ujar Anom.